Rabu, 07 Mei 2008

Nasehat ke 2 dari imam Ali bin Abu Thalib

Wahai anakku!
Jadikanlah dirimu neraca adil dalam hubunganmu dengan orang-orang di sekitarmu.
Senangilah bagi orang lain apa yang kau senangi bagi dirimu sendiri, dan bencilah untuknya apa yang kaubenci untuk dirimu.
Jangan bertindak zalim seperti halnya kau tidak ingin orang lain berbuat zalim atas dirimu, dan lakukanlah kebajikan sebagaimana kau ingin orang lain melakukannya untukmu.
Jangan sekali-kali membenarkan dirimu berbuat sesuatu yang takkan kau benarkan jika hal itu dilakukan oleh orang lain, dan relakanlah selalu hatimu menerima sesuatu yang kau relakan bagi orang lain.
Jangan mengatakan sesuatu yang tidak kauketahui, meski yang kau ketahui hanya sedikit sekali, dan jangan mengucapkan sesuatu yang kau tidak ingin orang lain mengucapkannya kepadamu.
Ketahuilah bahwa kebanggaan terhadap dirimu sendiri adalah musuh kebenaran dan juga penyakit paling parah bagi akal seseorang.
Berusahalah sungguh-sungguh untuk memenuhi kebutuhanmu sehari-hari, tapi jangan menjadikan dirimu "juru-simpan" bagi orang lain.
Dan bila mencapai keberhasilan dalam usahamu, jadilah manusia paling khusyu` dan tawadhu` di hadapan Tuhanmu.
Ketahuilah bahwa di depanmu terbentang jalan amat panjang dan banyak sekali rintangannya. Untuk melintasinya dibutuhkan kepandaian dan kebijakan yang tidak sedikit.
Karena itu, bawalah bekal secukupnya saja dan jangan memberati dirimu sendiri.
Jangan memikulkan di atas pundakmu beban yang melampaui kemampuanmu, agar ia tidak mendatangkan bencana bagimu.
Dan bila kau jumpai seseorang yang dilanda kebutuhan --yang mau menerima pemberianmu, dan dengan begitu ia bersedia memikul bekalmu sampai Hari Kiamat, agar kelak menyerahkannya kembali kepadamu saat kau sangat membutuhkannya --maka pergunakan kesempatan itu baik-baik.
Pikulkan kepadanya sebanyak-banyaknya selama kau masih mampu melakukannya.
Mungkin saja pada suatu hari kau akan mencari orang itu, namun belum tentu berhasil menjumpainya lagi.
Gunakan kesempatan adanya orang yang berutang kepadamu di kala kau tidak terlalu memerlukannya, agar ia membayarnya kembali di saat kau sangat membutuhkannya kelak.
Tinggalkan ucapan-ucapan tentang sesuatu yang tidak kau ketahui dan jangan berbincang tentang hal-hal yang tidak ditugaskan atas dirimu.
Dan berhentilah bila kau khawatir akan tersesat dalam perjalananmu.
Ketahuilah bahwa berhenti pada saat timbulnya kebimbangan, jauh lebih menguntungkan daripada terus mengarungi gelombang-gelombang bencana (kebimbangan) yang dahsyat.
Perintahkan perbuatan ma'rûf, dengan demikian kau akan termasuk dalam kalangan ahlinya.
Tolaklah kemungkaran dengan tindakan dan ucapanmu dan jauhilah-dengan segala kemampuan tenagamu-siapa saja yang mengerjakannya.
Berjihadlah di jalan Allah dengan setulus-tulus jihad dan jangan merasa gentar menghadapi celaan siapa saja yang mencelamu karena itu.
Ceburkan dirimu dalam kancah kesulitan, bagaimanapun besarnya, dalam mencari kebenaran di mana pun ia berada.
Usahakan agar kau terus-menerus memperdalam pengetahuanmu tentang Agamamu.
Biasakan dirimu agar selalu sabar dan tabah menghadapi segala bencana dan musibah.
Sungguh, alangkah mulianya kesabaran dalam kebenaran!
Lindungkan dirimu di bawah naungan Tuhanmu dalam segala urusan.
Dengan itu kau telah memilihkan baginya tempat perlindungan yang paling kukuh, kuat lagi perkasa.
Tuluskan hatimu di kala meminta sesuatu dari Tuhanmu, sebab di tangan-Nyalah segala pemberian dan penolakan.
Perbanyaklah istikhârah dan camkan baik-baik segala pesanku untukmu.
Jangan sekali-kali mencampakkannya di sampingmu.
Ingatlah bahwa sebaik-baik ucapan adalah yang mendatangkan manfaat bagimu.
Ketahuilah bahwa tiada gunanya ilmu yang tak dapat dimanfaatkan.
Dan tiada manfaat dapat diperoleh dari ilmu yang tak dibenarkan mempelajarinya.

Tidak ada komentar: